Kamis, 01 Mei 2014

Elastisitas Uang yang Beredar

Uang yang beredar dalam masyarakat dan uang inti dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berlainan. Nah, untuk lebih jelasnya perhatikan pembahasaan berikut ini.
a. Uang yang Beredar
Dalam arti sempit, uang yang beredar adalah mata uang dalam peredaran atau jumlah mata uang yang telah diedarkan oleh bank sentral ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan, dan badan pemerintah (M1).
Sementara itu, dalam arti luas uang yang beredar (M2) meliputi bagian-bagian berikut ini.
1) Mata uang dalam peredaran/uang kartal (uang kertas dan uang logam).
2) Uang giral (cek dan giro).
3) Uang kuasi (near money/hampir uang), yang terdiri atas deposito berjangka, tabungan dan rekening, serta valuta asing milik swasta domestik.
Berikut ini disajikan data mengenai jumlah uang yang beredar dari tahun 1999–2004 (dalam miliar rupiah).

Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1) Kebijakan moneter, yaitu kebijakan bank sentral dalam mengatur jumlah uang beredar dan hak oktroi (hak tunggal) untuk mencetak uang.
2) Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu membeli surat-surat berharga dari masyarakat.
3) Pendapatan masyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakat semakin banyak jumlah uang yang dibutuhkan sehingga menambah jumlah uang yang beredar.
4) Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabung sehingga mengurangi jumlah uang yang beredar, demikian juga sebaliknya.
5) Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulit pemberian kredit (tight money policy) sehingga akan mengurangi jumlah uang yang beredar. Sebaliknya kebijakan uang longgar yang mempermudah pemberian kredit (easy money policy) akan menambah jumlah uang yang beredar.
6) Harga barang, di mana harga tinggi akan mendorong jumlah uang yang dibutuhkan sehingga bertambahnya jumlah uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya.
7) Selera konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknya.

b. Uang Inti (Reserve Money)

Uang inti merupakan inti dari proses penciptaan uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun uang giral. Tanpa ada uang inti, tidak akan ada uang kartal maupun uang giral. Sebagai contoh, seorang eksportir Indonesia menjual barang ke luar negeri dengan menerima pembayaran US$ 2.000,00. Kemudian ditukarkannya menjadi rupiah di bursa valuta asing dengan kurs US$ 1 = Rp9.000,00, sehingga eksportir tersebut menerima sebanyak Rp18.000.000,00. Proses demikian dinamakan uang inti, termasuk juga jika penukaran tersebut langsung dimasukkan ke dalam rekening giro atau tabungan. Jadi uang inti bisa dalam bentuk saldo giro, dan uang tunai.

Jadi, uang inti dapat didefinisikan sebagai berikut.
1) Saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia.
2) Uang tunai yang dipegang baik oleh bank-bank umum maupun masyarakat umum.

Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi uang inti antara lain:
1) pajak ekspor,
2) sertifikasi ekspor,
3) bea masuk/pajak impor,
4) pengeluaran pemerintah,
5) bunga kredit bank,
6) pengawasan kuantitatif.



Permasalah sebagai Konsumen

Contoh Kasus Permasalahan Sebagai Konsumen
Sebagai contoh kasus, kali ini  akan mengangkat tema tentang blackberry vs android sebagai acuan (contoh nyata) konsumenisme di masyarakat.

Alasan mengapa mengangkat tema ini adalah karena melihat dari sisi melonjaknya permintaan terhadap sebuah alat komunikasi yang bersangkutan dengan persaingan pemasaran. Tidak dipungkiri memang kedua produk tersebut adalah produk yang sedang booming di masyarakat terutama  pada kalangan remaja. Terdapat beberapa perbandingan yang signifikan, mungkin baik di sisi aplikasi maupun sisi kelebihannya untuk membantu proses kegiatan berkomunikasi dengan orang di seluruh penjuru dunia.

Produk Blackberry
Peminat ponsel Blackberry memang sekarang sedang tinggi-tingginya. Produk asal Kanada ini memang terbukti ampuh dalam merebut pasar dunia. Di Indonesia pun ponsel merek ini mampu membuat trend di kalangan masyarakat. Dari kalangan artis, pejabat, bahkan masyarakat biasa pun banyak menjadi pengguna ponsel Blackberry. Tapi dari begitu populernya Blackberry di mata masyarakat, apakah anda tahu kelebihan dan kekurangan ponsel Blackberry? Untuk itu saya ingin menjelaskan apa sebenarnya kelebihan Blackberry dan apa Kelemahannya. Agar kita tidak hanya mengikuti arus, namun biarlah kebutuhan menjadi pertimbangan dalam memutuskan apakah Blackberry benar-benar menjadi kebutuhan dan solusi bagi anda.

Produk android
Hadirnya ponsel android di Indonesia mampu menarik banyak minat masyarakat khususnya dikalangan remaja untuk berbondong-bondong mencoba produk baru ini. Karena banyaknya aplikasi di android yang menawarkan sesuatu yang berbeda di banding produk sebelumnya. Biasanya produk ini dipakai oleh kalangan gamers. Android membuat gebrakan baru dengan banyaknya versi dan penambahan aplikasi yang semakin canggih dan diminati. Produk ini diperkirakan bisa di sejajarkan dengan aplikasi yang terdapat di dalam produk Blackberry.

Keunggulan dan kelemahan Blackberry dan Android

1. Performance
Blackberry : Cepat dan stabil. Namun terkadang sering terjadi phone-hang yang mengharuskan Anda mengeluarkan baterai dari tempatnya dan yang paling merepotkan adalah proses re-boot yang menghabiskan waktu sekitar 3-8 menit.
Android: Sangat cepat. Belum ada keluhan tentang phone-hang yang mengharuskan baterai di keluar secara paksa dari tempatnya, kecuali jika menggganti SIM card. Proses re-boot berlangsung cepat.
2. Baterai
Blackberry : Umur baterai BB memang luar biasa. Ya, wajar saja karena BB tidak banyak melakukan proses berbagai aplikasi seperti pada Android.
Android : Tergolong boros, terkadang bisa sampai satu hari. Namun harus diingat bahwa ponsel Android memakai baterai untuk banyak hal. Contohnya jika Anda memakai ponsel Android untuk browsing web atau melihat video sampai dengan 1 jam, pastinya membutuhkan daya baterai lebih. Dan, bisakah BlackBerry melakukan hal yang sama selama itu?
3. Email
Blackberry : Email pada BB memang menjadi andalan RIM. Gmail pada BB pun telah dioptimalkan fungsinya, tapi tentu saja tidak sebaik pada Android.
Android : Apa yang Anda ragukan dari Gmail buatan Google yang dijalankan pada Android yang juga buatan Google?
4. User Interface (UI)
Blackberry : Membosankan.
Android : Anda bahkan tidak akan merasa lelah untuk menjelajah setiap sudut ponsel Android. Dijamin.
5. Web Browsing
Blackberry : Sangat melelahkan karena Anda harus mengakui itu.
Android : Disinilah letak kelebihan Android. Android menjadi pemenang jika dibandingkan dengan semua mobile OS. Jika membandingkan web browsing pada Android dengan Blackberry, seperti siang dan malam saja. Jauh berbeda.
 6. Aplikasi
Blackberry : Blackberry memang memiliki segudang aplikasi, tapi di saat yang sama iPhone juga semakin jauh meninggalkan Blackberry. Jadi lebih baik melihat apa yang bisa dilakukan Blackberry untuk menyusul ketertinggalannya di belakang iPhone OS dan Android.
Android : Semakin banyak aplikasi yang dulunya hanya ada di iOS, kini sudah ada versi Android-nya. Pesaing sebenarnya dari Android adalah iPhone, bukan Blackberry

Kesimpulan

Sebagai Konsumen kita mengharapkan yang terbaik saat membeli sesuatu yang harganya tidak murah. Maka kita harus mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing produk yang akan dibeli. Selain itu juga kita mempertimbangkan kebutuhan dari penggunaan produk yang kita beli bukan hanya untuk mementingkan keinginan semata. Apabila keinginan kita sudah sesuai dengan kebutuhan maka itulah yang terbaik.